Rabu, 07 November 2012
Belajar Dari Pengalaman Google
Banyak perusahaan TI yang populer di dunia ini, namun tak banyak yang sefenomenal Google. Untuk itu tidak ada salahnya kalau kita belajar dari pengalaman Google , bagaimana membangun perusahaan IT hingga mampu sehebat , sefenomenal sekarang. Bukankah pengalaman adalah guru terbaik....
Dimulai dari maret 1996 , sebagai proyek riset yang dilakukan oleh 2 siswa Ph.D. Larry Page dan Sergey Brain di Stanford, istilah " google " bahkan telah ditambahkan ke dalam kamus ( Merriam Webster Collegiate Dictionary dan Oxford English Dictionary ) sejak 2006 yang arrtinya : penggunaan mesin pencari google untuk memperoleh informasi di internet. Padahal nama tersebut sebenarnya berawal dari kesalahan eja dari " googol " yang memewakili angka 10 pangkat 100.
Bagi perusahaan seperti Google, inovasi teramatlah penting, karena mereka menghadapi persaingan yang sangat ketat dari raksasa TI lainnya seperti Apple , Microsoft, Facebook dan Yahoo. Saking ketatnya , para vendor ini rebutan merekrut karyawan yang diangggap berpotensi untuk membantu mengembangkan inovasi mereka. Karena inovasi, seperti yang di paparkan Mike Orgill ( Country Lead, Public Polisy Google.
"Karena itu lah kami punya kebijaksanaan . bagi para enginner untuk menghabiskan 20 persen dari waktu kerjanya untuk melakukan proyek apapun yang sangat mereka sukai " tutur Mike. Biasanya ide-ide "gila" justru lahir dari waktu yang disisihkan ini. Seperti Google Map, Google Suggest, Adsense for Content dan Orkut.
" Jadi inovasi itu bukan dari para bos yang mengupulkan anak buah lalu menyuruh mereka membuat sesuatu, tapi kami membuat atmosfer yang sedemikian rupa supaya pegawai menjadi inovatif, lalu inovasi tersebut dibawa ke atas " lanjut Mike.
Belajar pada Genentech
Atmosfer yang rileks ini bukannya di ciptakan begitu saja sama Google. Para pendirinya disebut-sebut mengadaptasi kultur tersebut dari ( bukan perusahaan teknologi atau raksasa iklan lho...) Genentech , nama perusahaaan bioteknologi.
Genentech bukanlah perusahaan yang sempurna. Merek pernah mengalami kesuksesan menjuat obat yang luar biasa, tapi pernah juga gagal menyedihkan. Ada tahun-tahun dimana sahamnya terbang tinggi, ada pula moment ketika saham tersebut jatuh. Tapi selama 30 tahun mengalami masa-masa keemasan maupun suram, perusahaan ini toh tetap menjadi surga bagi ilmuwan dan orang-orang sangat senang kerja di sana.
Ide Diadopsi
Meski setengah dari total 20.000 karyawan Google adalah engineer, karyawan yang non-engineer juga boleh menyumbangkan ide lho, dan ide itu sangat berpeluang diadopsi oleh Google.
Sebagai contoh , Shuttle bus Google hadir berkat CarrieSpivak , yang dulu bekerja di bagian produk pencariab buku. Karena jenuh mengendarai mobil ke kantor, ia mencari informasi bis. lalu membuat rute yang dapat diabil oleh sebuah shuttle bus. Setelah risetnya beres , ia membawa ide tersebut ke manajement senior. Perusahaan lain yang sudah sebesar Google mungkin akan membentuk sebuah komite khusus untuk mempelajari masalah transportasi ini, tapi Google tanpa ba-bi-bu lagi langsung aja menjalankan ide tersebut.
Kenapa Tidak Betah...?
Atmosfir kerja nyaman, penghargaan terhadap karyawan juga tinggi , mestinya karyawan betah yaa...kerja di Google ? ternyata tidak juga.....
Ada dua ancaman utama bagi HRD ( departement sumber daya manusia ) Google jika bicara soal mempertahankan karyawan, yakni star up dan pensiun.
Niniane Wang (27 tahun ) misalnya , seorang engineer yang pernah memperoleh penghargaan dari Google sebesar satu juta dollar untuk kontribusinya di program yang melakukan pencarian di Desktop komputer. Ia mengaku sangat senang di Google, mengabaikan penawaran headhunter untuk pindah kerja. dan tidak berpikir untuk pindah kerja. Tapi jika ia memutuskan untuk pergi , alasannya untuk mendirikan perusahaan sendiri. Lalu ada pula orang-orang yang sekedar menunggu saat yang tepat untuk menggunakan stock option ( kontrak opsi saham, yakni hak untuk menjual atau membeli saham pada harga tertentu -red ) dan pensiun untuk menikmatinya.
Goole tentusaja tidak tinggal diam . Sebagai solusi , mereka mempertimbangkan program cuti panjang bagi karyawan dan senyediakan peluangkarier baru di dalam perusahaan bagi yang ingin pensiun.
Di luar itu, masih ada intensif kompensasi , penghargaan yang bernilai jutaan dolar dan bonus-bonus khusus.
Wah, kayaknya asyik ya bekerja untuk Google ...hehehe. Tapi sedikit banyak kita bisa mengambil pelajaran dari Google dalam mengatur perusahaanya dan karyawanya, tentunya harus disesuaikan dulu dengan kondisi perusahaan kita.
Semoga tulisan ini bermaanfaat untuk anda dan kesuksesan selalu menyertai anda....
Sebaiknya Anda Baca Juga : Google Jadi Favorit , kenapa ?
Sumber : Tabloid PC plus edisi 392.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Nice blog gan dan postingannya juga sangat informative dan berguna. Sukses selalu buat sobat. Keep spirit and keep blogging! :)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus@ Blogaul...makasih matifvsinya gan,,, . makasi juga telah mampir ke blogku
BalasHapus